22 September 2010

(Tips) Cara Mengetahui Dia Jujur Atau Tidak

. 22 September 2010
0 komentar


(Tips) Cara Mengetahui Dia Jujur Atau Tidak

Dalam menjalani suatu hubungan, pasti ada saat-saat dimana kita dihadapkan pada situasi seperti ini:

Janjian ketemu jam 5 sore, tapi sampai jam tujuh dia tidak datang juga. Di SMS tidak dibalas, di telpon malah di reject. Jam delapan malam baru datang dan memberi alasan macam2.


Bete banget kan pasti? Padahal bukan cuma sekali dia kayak gitu. Terkadang kita ingin sekali percaya pada apa yang dia ungkapkan, tapi apa daya selalu terselip rasa curiga di dalamnya (cuapee deeeh). Nah di sini akan dibahas cara untuk mengetahui apakah dia jujur atau tidak (walaupun dia bukan tukang jujur kacang ijo -halah):


1. Perhatikan ekspresinya: Waktu dia memberi alasan, coba lihat matanya. Apa dia menunduk terus? Wah biasanya kalau seperti itu ada yang rahasia. Atau hanya terkadang menunduk beberapa saat, baru berani menatap mata kamu? Nah kalau yang ini ada kemungkinan dia jujur, tapi ga seratus persen.
Tahu dari mana? Coba kamu ingat2, ketika kamu mencoba berbohong pada orang lain (ngaku aja deh kalian dah sering bohong ahaha), maka sebagian besar pasti menundukkan muka. Spontan. Atau paling tidak menundukkan muka beberapa saat, baru berani menatap lawan bicara kita. Sedang apa coba menundukkan muka, bila tidak sedang mencari2 alasan atau kebohongan?:D:D

2. Coba cek handphone dia. Masa nggak boleh lihat sih? Pasti boleh dong. Nah coba kamu periksa panggilan masuk / keluar, cek aja siapa tahu ada yang mencurigakan :p. Kalau nggak ada, lanjut ke inbox pesan dan pesan terkirim. Mudah2an ada sesuatu yang lupa dihapus oleh dia :D:D

3. (Langkah ini dilakukan ketika sedang menunggu si dia). Bila mungkin kamu punya suspect (halah, maksudnya tersangka) yang bisa jadi punya hubungan spesial sama dia, coba telepon dia atau temannya. Bingung? Begini, misalnya cowok kamu diisukan punya hubungan dengan Mawar (nama samaran -red). Nah coba kamu hubungi teman si Mawar atau si Mawar itu sendiri. Gunanya untuk mengecek sekaligus konfirmasi isu2 yang beredar. Tapi jangan langsung marah2 ya, pancing aja dengan kalimat: Mawar, aku boleh ke rumah kamu ya. Aku pengen sharing tentang fotografi nih. (Ini kalau Mawar punya hobi fotografi yah). Nah kalau dia nggak sedang keluar dengan si Dia kan pasti sulit untuk menolaknya :D.

4. Telepon ke rumahnya, lalu tanyakan pada keluarganya :D:D. Biasanya orang rumah tuh jujur lho, kecuali sudah diajak bersekongkol oleh si dia :p.

5. Pantau terus Facebook, Twitter milik dia atau yang lainnya. Lebih bagus kalau tahu paswordnya, jadi bisa mengintai kotak masuk pesannya :D:D

6. Tanya ke teman dekatnya. Kalau yang ini susah, soalnya kebanyakan tidak mau mencampuri urusan kalian, dan merasa lebih baik menjaga hubungan baik dengan si dia. Tapi bukan berarti nggak bisa lho, tinggal bagaimana kita merayu dia :D:D

7. Ngambek ajaaa ahaha. Langkah ini biasanya ampuh untuk sebagian orang, dan airmata kamu bakal membuat dia tidak tega dan memberi tahu yang sebenarnya :D:D

Cukup tujuh aja yha. Sebelumnya ada pesan bijak nih, sebelum kamu mengharap kejujuran, maka jujurlah terlebih dahulu pada si dia. Oke?

Klik disini untuk melanjutkan »»

21 September 2010

Saat Jenuh Di Kelas (+Tips Mengatasinya)

. 21 September 2010
0 komentar


Pasti deh tiap orang pernah mengalami apa yang namanya kebosanan waktu sedang belajar di kelas. Entah itu karena gurunya membosankan, pelajarannya susah bukan main, guru mengajar seperti robot (hanya menjelaskan terus menerus tanpa jeda :D), sampai ke hal-hal pribadi seperti ngantuk atau mungkin lagi kepikiran si cantik dari kelas sebelah :D:D:D. Nah sebenarnya dalam hati kita pasti nggak ingin itu terjadi kan? Apalagi kalau kita tahu perjuangan orang tua untuk menyekolahkan kita sangatlah berat.

Oke, tentu saja berat untuk melawan penyebab kita jenuh di kelas (pengalaman mode on :D:D), tapi bukan hal yang nggak mungkin kan? Check this out:



1. Ingat perjuangan orang tua! Kalau ini mah nggak perlu penjelasan lagi.

2. Ingat kalau kamu sekarang adalah sedang berjuang untuk masa depan kamu. Klise sih, tapi kalian pasti setuju kalau udah tua nanti :p.

3. Palingkan perhatian kamu sejenak dari pelajaran. Ingat lho, sejenak saja. Ga perlu dua jenak atau tiga jenak :D:D. Dan lakukan hal-hal yang jadi kesenangan atau hobi kamu. Misal menggambar atau baca buku (sekali lagi, jangan lama2 ya. Biar otak kamu fresh lagi. Hati2, kalau kamu nggak waspada jangan kaget kalau guru kamu ada di belakangmu dan memergokimu! :D:D).

4. Izin ke kamar mandi. Buat cuci muka lho ya, bukan buat yang lain XD.

5. Tarik nafas yang teratur. Misal kamu hirup nafas 5 detik, trus dihembuskan 4 detik. Terus diulangi selama 10 atau 15 kali. Pasti ada perbedaan deh ;).

6. Kalau sudah parah banget jenuhnya, izin saja ke UKS sana trus pura2 sakit! Ahahaha.

Tips nomor 6 cuma bercanda kok :D:D, anggap saja undercovernya ahaha.

Dah dulu ya, sukses buat kalian.

Klik disini untuk melanjutkan »»

11 September 2010

Jangan Lupakan Korban Lumpur Lapindo

. 11 September 2010
0 komentar


Bagaimana perasaan kamu ketika melihat gambar di atas? Tentu kasihan, trenyuh, dan hanya bisa mengurut dada. Apakah ini benar musibah atau kecerobohan dari PT. Lapindo Brantas sebagai perusahaan yang berhubungan langsung dengan lumpur yang meluap di Sidoarjo tersebut masih banyak diperdebatkan.



Mari kita simak sepenggal berita dari Jawapos Network berikut ini:

SIDOARJO - Lantunan takbir, tahmid, dan tahlil menggema dari halaman Masjid Nurul Azhar, Siring Barat, Porong, selepas subuh kemarin (10/9). Begitu matahari menyembul di ufuk timur, jamaah pun berbondong-bondong untuk salat Id. Karena tanah lapang tidak cukup, sebagian jamaah membentuk saf di badan jalan raya.

Mereka adalah warga korban lumpur Lapindo yang pada tahun-tahun sebelumnya selalu melaksanakan salat Id di atas tanggul lumpur. "Tahun-tahun sebelumnya kami salat Id di atas tanggul. Tapi, semua tanah lapang sekarang sudah terendam lumpur," kata Zuhri, warga Jatirejo RT II.

Selain warga Jatirejo, ada warga Siring, Mindi, dan Beringin. Siring dan Jatirejo adalah yang terparah. Sebab, 90 persen lebih tempat tinggal warga dua desa tersebut sudah tenggelam oleh lumpur. Dia mengharap keajaiban akan datang setelah Lebaran ini. "Saya dengar Lapindo mau mencairkan lagi uang ganti rugi," tambah Zuhri. Bersama warga lain, dia berharap agar hal itu terwujud supaya warga tidak berunjuk rasa atau menutup jalan, apalagi rel kereta api.

Harapan senada terungkap dari bibir Sudarti, 63. Mantan warga Siring yang kini mengontrak di Desa Beringin, Kecamatan Porong, itu meminta ganti rugi rumahnya yang sudah tenggelam sejak dua tahun lalu segera dilunasi. Dia sangat sulit membiayai hidup. "Untung masih ada anak-anak yang kasih makan," kata nenek tiga cucu itu.

Kusno, warga Jatirejo, bahkan mengungkapkan bahwa Lebaran kali ini merupakan yang paling sulit. Sebab, dia tidak memegang cukup uang untuk kebutuhan sehari-hari. "Saya bingung. Biaya hidup sehari-hari saja kewalahan. Lebaran ini saya sama sekali tidak bisa beli baju baru untuk anak," ucapnya dengan suara parau. Kusno kini masih mengontrak di kawasan Krembung.

Salat Id warga korban lumpur menampilkan Mohammad Mirdasy sebagai khatib. Dalam khotbahnya, tokoh muda Muhammadiyah Jatim itu menyatakan keprihatinan yang mendalam atas nasib masyarakat sekitar yang jadi korban lumpur. Dia meyakini, semburan lumpur yang telah mengusir belasan ribu jiwa dari rumah mereka tersebut merupakan sebuah ujian dari Allah.

"Kita sebelumnya tidak pernah membayangkan bahwa hal seperti ini (luapan lumpur, Red) akan terjadi di sekitar kita," kata pengasuh Panti Asuhan Nurul Azhar itu. Dia mengajak jamaah senantiasa bersabar dan tabah menghadapi cobaan tersebut. Sebab, nikmat Allah akan tetap bersama orang-orang yang bersabar. "Kita juga tidak tahu hingga kapan kita terus bertahan di tempat ini," tutur pria yang juga warga Porong itu.

Mendengar khotbah tersebut, tidak sedikit jamaah, terutama perempuan, yang menitikkan air mata. Suasana sedih juga terasa ketika ratusan warga berziarah di tanggul-tanggul lumpur. Mereka duduk bersila sambil berdoa. Mereka juga korban lumpur yang hanya bisa "nyekar" di atas tanggul karena makam leluhur mereka sudah tenggelam oleh lumpur. (mar/c9/nw)


Bayangkan saja, di hari Lebaran yang mestinya diisi dengan sukacita dan kebahagiaan masih ada sebagian teman kita yang masih menderita. Karena lumpur masih merendam rumah mereka dan belum mendapat kejelasan nasib.

Bahkan untuk sekedar berziarah ke makam orangtua mereka pun sudah tidak mungkin dilakukan. Apakah seiring berjalannya waktu wajar jika kita melupakan penderitaan mereka? Tidak! Bahkan seorang Goenawan Mohamad dan Daoed Jusuf mengembalikan award atau penghargaan berupa Bakrie Award karena kecewa dengan perkembangan kasus Lumpur Lapindo.

Pemerintah memang sudah berupaya untuk mengatasi masalah ini, namun kita tetap tidak boleh lupa bahwa masih banyak penderitaan di sana. Dan waktu tidaklah mungkin untuk menghapus semua penderitaan mereka.

Klik disini untuk melanjutkan »»
 
usiamuda.blogspot.com menggunakan template dari o-om.com